Jumat, 30 Desember 2011

Penyakit Ikan dan Obat Herbalnya

Penyebab penyakit ikan golongan parasit

Penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh protozoa, helminthes (cacing), dan crustacea (udang-udangan). Parasit protozoa yang dilaporkan menyerang ikan air tawar antara lain meliputi Costia, Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus dan Myxosoma cerebralis. Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu Platyhelminthes, Nematoda, dan Acanthocephala. Di Indonesia dikenal antara lain 2 genus dari kelas Trematoda yang banyak ditemukan menyerang ikan air tawar yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Walaupun masih ada jenis-jenis lain namun kedua jenis cacing tersebut di atas yang paling sering ditemukan pada ikan.



Penyebab penyakit ikan golongan jamur

Beberapa jenis penyakit jamur yang termasuk berbahaya untuk ikan antara lain adalah Aphanomyces, Branchiomyces, dan Ichthyophonus. Jamur yang paling sering ditemukan pada ikan air tawar adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp.



Penyebab penyakit ikan golongan bakteri

Beberapa jenis penyebab penyakit ikan golongan bakteri yang sering menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya ikan antara lain meliputi Aeromonas hydrophila, Aeromonas salmonicida, Mycobacterium spp, Nocardia sp., Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictaluri, Streptococcus spp., Pasteurella sp, Yersinia ruckeri, Pseudomonas sp. dan Streptomyces sp.



Penyebab penyakit ikan golongan virus

Beberapa jenis virus diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan menimbulkan permasalahan yang serius antara lain Channel Catfish Virus Disease (CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC), Infectious Pancreatic Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease (LD), Infectious Hematophoietic Necrosis (IHN), Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Koi Herpes Virus (KHV).

PENCEGAHAN PENYAKIT IKAN

Pada prinsipnya pencegahan dapat ditinjau berbagai pendekatan lingkungan, inang dan pathogen.

Pendekatan lingkungan dilakukan dengan menjaga kualitas air supaya tetap mendukung bagi kehidupan ikan, menjaga wadah budidaya tetap bersih dan sehat dan menghindari pengggantian air yang mendadak sehingga tidak menyebabkan ikan menjadi stress. Selain itu penggunaan probiotik/bioremediasi kini sudah banyak dilaksanakan.



Pendekatan inang dilakukan dengan cara penanganan ikan yang baik/tidak kasar, sehingga tidak mengakibatkan ikan menjadi luka/lecet dan tidak stress, pengaturan kepadatan ikan yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan daya dukung lahan, pemberian pakan yang tepat mutu (mengandung bahan nutrisi yang diperlukan oleh ikan). Pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran bukaan mulut ikan (tepat ukuran). Selain itu pemberian pakan harus tepat waktu pemberian artinya kapan waktu yang tepat untuk memberi pakan. Misalnya untuk ikan yang sifatnya nocturnal (misalnya ikan Lele) pakan porsi terbanyak sebaiknya diberikan pada waktu sore atau malam hari. Sedangkan bagi ikan yang non-nocturnal maka pakan bisa diberikan pagi, siang dan sedikit pada waktu sore hari. Guna menjaga kesehatan ikan juga dapat dilakukan dengan menimbulkan kekebalan ikan. Kekebalan pada ikan dapat dibedakan menjadi kekebalan yang specific (humoral) dan kekebalan non-specific (selular/cell-mediated immunity). Kekebalan spesifik artinya kekebalan yang dibentuk hanya efektif untuk mencegah terhadap suatu patogen tertentu. Misalnya pemberian vaksin anti Vibrio pada ikan maka kekebalan yang terbentuk hanya mampu untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Vibrio sp. Sedang kekebalan yang non-spesific adalah kekebalan yang dibentuk untuk sebagai anti dari berbagai infeksi. Kekebalan seperti ini biasa diproduksi dengan cara pemberian immunomodulator yaitu antara lain Vitamin C, Lypopolysaccharide (LPS), dan ?- glucan.

Pendekatan patogen, pada prinsipnya kita menjaga supaya virulensi patogen tidak meningkat. Virulensi patogen biasanya berkaitan erat dengan makin memburuknya lingkungan dan juga dengan derajat stres dari inangnya. Jadi supaya patogen tidak meningkat patogenitasnya kita harus menjaga agar kondisi lingkungan tidak semakin buruk dan menjaga agar inang tetap dalam keadaan kondisi yang prima. Kondisi lingkungan yang makin buruk akan memacu perkembangan patogen lebih meningkat.

Pada intinya, mencegah penyakit dapat dilakukan melalui manajemen budidaya secara menyeluruh, termasuk di dalamnya penerapan padat tebar yang disesuaikan dengan daya dukung lahan, melaksanakan manajemen lingkungan dan manajemen pakan. Manajemen lingkungan yang dimaksud adalah menjaga lingkungan perairan supaya selalu berada dalam kondisi yang kondusif bagi kehidupan ikan dan tidak banyak menimbulkan tekanan. Pakan yang diberikan pada ikan harus tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu pemberian dan tepat ukuran.



PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN

Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri). Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia. Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup murah.

Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa). Hasil penelitian lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral. Beberapa tanaman obat yang sudah ditelitI oleh peneliti dari BRKP DKP pada Tabel 1.

Tabel 1. Tanaman obat dan manfaatnya



No Jenis Tanaman Dosis Perlakuan Peruntukan/Khasiat

1 Meniran

5000 mg/l

Rendam (5 jam)

Anti. Aeromonas hydrophila



2 Kipahit

10.000 mg/l

Rendam (3 jam)

Anti. Mycobacteriosis





3 Daun semboja

600-700mg/l

Rendam

Anti Aeromonas hydrophila



4 Sambiloto 200-300 mg/l

Rendam (lama)

Anti Aeromonas hydrophila

400 mg/l Rendam (lama) Meringankan KHV

Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang potensi ekstrak daun kipahit (Picrasma javanica) dalam penanggulangan penyakit “mycobacteriosis” pada ikan Gurame telah dilakukan di Laboratorium penyakit ikan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Ekstrak daun kipahit secara invitro pada berbagai dosis diuji efektifitasnya terhadap bakteri Mycobacterium fortuitum. LC50 bakteri Mycobacterium fortuitum dan toksisitas ektrak daun juga diuji terhadap ikan uji. Kegunaan ekstrak daun juga diuji bagi pengobatan ikan Gurame yang telah diinfeksi oleh bakteri Mycobacterium fortuitum pada level 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kipahit pada level konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan perendaman ikan uji yang terinfeksi bakteri dengan dosis yang sama dengan lama perendaman 3 jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit Mycobacteriosis.

Penggunaan bahan-bahan alami digunakan untuk pengendalian jamur antara lain dapat menggunakan kunyit, bawang putih, daun sirih, daun pepaya dan brotowali. Bahan-bahan ini dapat berguna untuk membasmi penyakit jamur yang menempel pada tubuh ikan, walaupun dalam membasmi suatu penyakit dengan menggunakan bahan-bahan alami memiliki waktu yang lama. Kemudian dari ke-5 bahan-bahan alami yang dapat menyembuhkan penyakit jamur pada ikan yaitu bawang putih. Sumber lain menyampaikan informasi adanya manfaat dari tanaman alami untuk obat seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Tanaman obat dan manfaatnya



No. Jenis Tanaman Dosis Peruntukan/Khasiat

1. Bawang putih 25mg/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin

2. Daun sirih 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele











3. Daun jambu biji 0,2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele













4. Daun sambiloto 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele

5. Daun jombang dan ketapang 60gr/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin

(Zainal Abidin, 2005)















PENUTUP

Penggunaan tumbuhan obat tradisional dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan memiliki kelebihan antara lain mudah diperoleh, murah, efektif untuk mencegah dan mengobati penyakit ikan, dan relatif aman bagi ikan, lingkungan, dan manusia yang mengonsumsinya (konsumer). Selain itu, kelebihan lainnya adalah tidak menimbulkan resistensi pada patogen.

Minggu, 18 Desember 2011

Budidaya Cacing Sutra

Ketersediaan Tubifex Sp. atau yang biasa dikenal Cacing Sutera adalah salah satu penunjang keberhasilan para pembudidaya ikan pada segmen pembenihan. Kesulitan mendapatkan pasokan Cacing Sutera secara terus menerus biasanya menjadi kendala yang sangat merugikan bagi pembenihan sehingga membudidayakannya merupakan salah satu solusi bagi kendala yang dihadapi. Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya. Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas. Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur. Namun banyak juga bahan-bahan tersebut bisa kita gunakan dengan memanfaatkan ketersediaan bahan-bahan yang ada disekitar kita. menurut pengalaman penulis dalam membudidayan cacing sutera, saya hanya menggunakan air cucian beras, cucian ikan dan sisa makanan bayi yang tidak dihabiskan ataupun susu formula yang sudah kadaluarsa sebagai makanan bagi cacing sutera. adapun teknik yang saya gunakan dalam membudidayakan cacing sutra adalah sebagai berikut: 1. Persiapa Media Buatlah galian pada tanah yang berlumpur dengan ukuran 1X8 dengan kedalaman kira-kira 20 cm atau boleh juga dibuat petakan-petakan berukuran masing-masing 1x1 m atau 1X2 m dengan kedalam 20 cm sebanyak 6-8 petakan, ini dibuat agar memudahkan anda dalam proses pemanenan, dan untuk ukuran bisa disesuaikan dengan selera anda.. bagaimana enaknya aja bro.. selanjutnya masukan pada setiap petakan itu lumpur halus yang sudah dicampur dengan kotoran ayam, ampas tahu, dedak atau air cucian beras, air cucian ikan / ayam juga boleh.. pilih salah satu aja bro.. yang mana murah n Yang mana ada disekitarmu itu yang dimanfaatkan dengan ketebalan 10-15 cm..selanjutnya buatlah saluran pemasukan dan saluran pembuangan sehingga air pada bagian ujung media sehingga sirkulasi air bisa lancar secara terus menerus..biarkan media tersebut selama 3-4 hari kemudian aliri dengan air setinggi 3-5 cm dari permukaan lumpur. Buatlah atap sebagai peneduh agar kolam casut tidak terkena sinar matahari langsung. 2. Penebaran Bibit untuk bibit bisa didapatkan dari toko ikan hias atau bisa dibeli langsung dari para penambang cacing sutera atau bisa juga didapat dari para pengepul cacing sutera, tebarlah sebanyak 7-10 0ns cacing sutera..untuk menghilangkan kotoran yang merugikan (bakteri Patogen) yang mungkin masih ada pada cacing sutera ada baiknya di rendam dulu pada media yang dialiri air sehingga cacing benar-benar bersih ketika akan ditebar. setelah cacing benar-benar bersih, maka lakukan penebaran pada media yang telah siap secara merata dan aliran air distop dulu sehingga cacing sudah benar-benar melekat pada media baru dialiri air lagi.. 3. Pemupukan untuk pemupukan bisa anda lakukan setiap hari atau setiap kali ada air cucian beras atau air cucian ikan/ayam..dari pengalaman penulis terkadang penulis juga melakukan pemupukan dengan menebarkan secara merata tepung udang.. 4. Pemanenan Proses pemanenan cacing sutera bisa anda lakukan secara berkala setelah 15-20 hari setelah penebaran benih tergantung perkembangan cacing sutera yang anda ternakkan.. selamat mencoba.. moga berhasil..

Template by : kendhin x-template.blogspot.com