Rabu, 14 Juli 2010

CARA BETERNAK IKAN CUPANG

Ternak Ikan Cupang Hias (Betta Splendens) memang susah-susah gampang..tapi kalau ditekuni,ini akan menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. apalagi disaat zaman lagi susah cari kerja seperti sekarang ini…iya nggak?

Nah,kalau berminat berbisnis ikan cupang ini..terlebih dulu harus tahu cara-cara mengembang-biakan ikan-ikan cantik ini:Untuk membudidayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (encuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan..

Wadah Budidaya

Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.

Ciri-ciri khusus IKAN CUPANG JANTAN

Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :

Umur ± 4 bulan
Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
Gerakannya agresif dan lincah.
Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).

Ciri-ciri IKAN CUPANG BETINA

Umur telah mencapai sekitar 4 bulan
Bentuk badan membulat putih di sekitar perut menandakan siap kawin.
Gerakannya lambat.
Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
kondisi badan sehat.

Pemijahan dan perawatan ikan

Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan :

1. Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.
2. Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 – 30 Cm.
3. Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu selama 1 hari.
4. Tutup wadah dengan penutup wadah apa saja.

Sehari kemudian (sore hari) induk betina telah matang telur dimasukan ke dalam wadah pemijahan.

Biasanya pada pagi harinya ikan sudah bertelur dan menempel disarang berupa busa yang dipersiapkan oleh induk jantan.

Induk betina segera dipindahkan dan jantannya dibiarkan untuk merawat telur sampai menetas.

Pembesaran anak

Ketika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.

1. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
2. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
3. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.

Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

Pasca Panen

Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.

Cara Berkembang Biak

Ikan ini berkembang dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman, daun-daun atau serabut rapia.

Langkah-langkah yang perlu diketahui :

1. Pilihlah induk yang baik dan jantan yang cantik dan agresif.
2. Pisahkan antara induk jantan dan induk betina dan diberi makan yang cukup selama 4 s.d. 5 hari.
3. Masukkan induk jantan dan induk betina kedalaman tempat pemijahan (toples, aquarium, ember, baskom) yang telah diberi
tanaman air (eceng gondok atau serabut rapia dengan kedalaman air ± 25 cm).
4. Setelah 2-3 hari akan terlihat telur menempel pada daun atau rapia.
5. Pindahkan yang betina dan beri makan secukupnya.

Selama 2-3 hari anak ikan tersebut tidak diberi makan karena masih ada persediaan kuning telur dalam tubuhnya.

Selama 2-3 hari kemudian anak-anak ikan tersebut perlu diberi makan infosuria selama 3 hari kemudian diberi makan kutu air yang disaring selama 10 hari dan setelah itu dapat diberi kutu air tanpa disaring.

Cara Perawatan

Induk ikan yang diberi makan cukup baik, setelah 2-3 minggu dapat dipindahkan kembali. Anak-anak ikan cupang dapat dijual setelah berumur 2 bulan. Setelah panjang 4 cm, anak-anak ikan dapat diberi makan cacing. Ikan jantan termasuk ikan yang sayang dengan keturunannya, dilihat dari kebiasaannya membuat busa pada substrat setiap akan mulai memijah. Sedangkan ikan betina kurang telaten merawat anaknya bahkan kadang-kadang memangsa anaknya sendiri sehingga harus cepat-cepat dipisahkan setelah bertelur. Untuk mendapatkan ikan jantan yang bentuk dan warnanya indah, biasanya setelah mencapal panjang 4,5 cm dimasukkan kedalam botol (toples, bekas selai, botol kopi, dll) dan diletakkan saling berdekatan satu sama lain agar dapat saling melihat selama ± 2 minggu, agar sirip ikan cupang tersebut mengembang karena saling menantang.

Untuk membudidayakan ikan cupang secara besar-besaran, dapat digunakan bak semen ukuran 1,5 x 3 m. Pemijahannya dilakukan dipinggir bak dengan mempergunakan kotak-kotak papan yang bagian depannya diberi saringan kasa plastik. Saringan ini dimaksudkan agar benih ikan dapat keluar dan kotak pemijahan, sedangkan induknya tetap berada di dalam kotak pemijahan. Ukuran kotak pemijahan 15 x cm atau 20 x 20 cm sedangkan cara perawatan sama dengan

ANEKA BENTUK SIRIP CUPANG HIAS

Salah satu daya tarik cupang hias (Betta splenders) adalah banyaknya variasi bentuk sirip dan
aneka warna yang dipunyainya. Helai sirip cupang menjulang seperti selendang yang disebut juga
slayer. tulang sirip mencuat keluar dari helai sirip menambah variasi penampilan cupang hias.






1. Tipe Sirip Butterfly
Disebut juga dengan nama serit bulan atau serit kapas. Semua sirip berbentuk lebar dengan
sirip ekor polos tanpa ada tulang sirip yang mencuat keluar. Apabila sedang mekar,
maka seluruh sirip akan saling menutupi sehingga berbentuk seperti bulan.

2. Tipe Sirip Cagak
Mirip dengan bentuk butterfly hanya saja sirip ekor terbelah dua di tengah sehingga
biasa disebut juga double tail. Pembelahan di tengah tidak selalu harus simetris.
Variasi dari tipe cagak antara lain tipe sirip berduri dan polos. Tipe cagak disebut
juga split tail. Apabila posisi sirip punggung sejajar dengan posisi sirip perut disebut
double tail super delta.

3. Tipe Serit Tunggal
Disebut juga comb tail karena tulang siripnya menjulur keluar membentuk ruas seperti
sisir. Bentuk sertit tunggal terlihat rapih.

4. Tipe Serit Silang
Bentuk ini tergolong langka karena peluang kejadiannya satu ekor di antara ribuan
anakan cupang. Karakter ini belum bisa dikembangkan untuk menjadi strain baru.
Serit silang disebabkan pembentukan dari tulang sirip ekor yang saling bertentangan.

5. Tipe Serit Ganda
Merupakan strain khas Indonesia, disebut juga ekor mahkota atau crown tail
atau ekor mahkota. Oleh International Betta Congres (IBC) terdaftar sebagai
kategori baru. Crown tail mempunyai ciri bagian ujung tulang sirip terpecah menjadi
2 atau 3 bagian.

6. Tipe Double ray
Tipe serit 2 pada perkembangan selanjutnya terbelah lagi menjadi serit 4 dan
seterusnya serit 8. Tipe serit 4 ada 2 macam yaitu berangkai dalam satu poros
(disebut fourth) dan model 2 poros (diistilahkan sebagai dua – dua, dirumuskan
sebagai DDR atau double – double – ray). Pada tipe serit terbelah 8 dirumuskan
sebagai DDDR atau double – double – double – ray.

7. Tipe Highfin / Halfstand
Posisi sirip punggung berdiri tegak. Pangkal sirip punggung hampir sama
besar dengan pangkal sirip perut. Istilah highfin atau halfstand akan ditambahkan
pada penamaan cupang sebelumnya. Misalnya apabila tipe serit ini terdapat
pada cupang bertipe crown tail maka akan disebut crown tail halfstand.

8. Tipe Halfmoon
Seluruh sirip saling menyatu membentuk setengah lingkaran atau separuh badan.
Posisi pangkal depan sirip punggung sejajar dengan pangkal sirip perut. Tipe
halfmoon kadang-kadang dijumpai terdapat pada tipe sirip cagak dan tipe butterfly.
9. Tipe Serit Balon
Tipe serit balon mirip dengan tipe serit ganda tetapi pada setiap helai siripnya
mengembang membentuk gelembung seperti balon. Cupang bertipe serit balon
berpenampilan sangat gagah sehingga seringkali dijuluki maskulin crown tail.

10. Tipe Merak
Tipe ekor serit merak sepintas mirip serit ganda, hanya berbeda pada panjang
ekor. Serit berekor pendek, mekar dan bulat. Sirip perut dan sirip punggung
lebih panjang jika dibandingkan dengan sirip ekor. Tipe merak disebut
juga peacock crown tail.

ANATOMI EKSTERNAL IKAN CUPANG

Setelah mengetahui cara berternaknya, sekarang perlu diketahui bagaimana cara memeliharanya :

Cara Memelihara Ikan Cupang

Untuk mendapatkan jenis yang baik, ada beberapa saran untuk itu. Peliharalah yang masih bakalan (muda). Asalkan tidak cacat, berkelamin jantan, sehat dan lincah. Perhatikan pula warna tubuhnya yang harus cemerlang, warnanya harmonis, merata, baik di tubuh dan siripnya, serta bermental baja.

Menurut pengalaman para pakar, untuk memperoleh bakalan cupang hias yang baik memang tidak sesulit mendapatkan bakalan cupang aduan. Sebab cupang hias lebih mudah dilihat kelebihan fisiknya ketimbang jenis aduan yang kudu dinilai juga gaya bertarungnya, pukulan andalannya dan perilaku lain yang kadang susah ditebak jika tak melihat sendiri. Sementara cupang aduan belum dijamin kualitasnya hanya dengan melihat sosoknya.

Usia cupang bakalan yang ideal untuk dipelihara berkisar 1,5—5 bulan. Di umur itu, harganya lebih murah ketimbang kalau membeli yang dewasa. Lagi pula menyaksikan ia berkembang dan bertumbuh besar, punya keasyikan tersendiri. Saat ini cupang untuk kontes usianya 3—5 bulan dengan kategori yunior.

Untuk membekali cupang agar memenangkan kontes di kemudian hari, perlu mengikuti latihan. Training itu dilakukan saat ikan berusia ideal yakni 1,5—2 bulan dengan sarana yang ideal bagi perkembangannya. Ibarat melatih calon atlet, sebaiknya sejak dini juga diperkenalkan “teknik bertanding”.

Langkah-langkahnya sebagai berikut. Bila kita memperoleh dengan cara membeli, cupang dimasukkan ke dalam akuarium soliter dan diberi penyekat antar- akuarium lainnya. Air yang dipakai harus diganti tiap tiga hari sekali. Agar tetap nafsu makannya terjaga, airnya ditambahkan ammonia chloraminei dengan dosis 2 ml tiap 2,5 liter air.

Di pagi hari bukalah sekat setinggi setengah ketinggian air selama sepuluh menit. Ini bertujuan agar cupang saling berhadapan dan terbiasa mengembangkan sirip-siripnya di dalam air. Sesudah sepuluh menit, sekat kembali ditutup seluruhnya. Barulah diberi pakan sampai kenyang, tetapi usahakan agar tak ada sisa makanan untuk menjaga kebersihan air.Jika siang hari, sekat kembali dibuka. Biarkan sepuluh menit saling berhadapan. Setelah selesai, sekat ditutup kembali dan pakan diberikan. Sore hari, masukkan ke dalam akuarium cupang betina yang belum siap kawin. Biarkan selama 15—20 menit. Jika betina lebih galak, segera pisahkan. Bila telah selesai, pakan baru diberikan.

Pelatihan lain yang tak kalah penting adalah penjemuran. Namun frekuensinya tidak tiap hari, cukup dua kali seminggu dan lamanya sekitar 15—20 menit, sambil dihadapkan dengan cupang dari kategori lain. Sesudah itu jangan lupa untuk mengganti air dengan penyifonan (disedot), sisakan sepertiganya. Lalu isi dengan air yang sudah diinapkan.Pelatihan yang ajeg membuat cupang hias lebih siap disertakan dalam kontes “kecantikan cupang”. Tetapi untuk menjaga keutuhan sirip dan kesehatannya, sebelum dikonteskan, cupang dimasukkan dalam “pelatnas”, alias dipersiapkan secara khusus. Waktu yang ideal adalah seminggu sebelum kontes. Bukan main.

Kriteria Penilaian Cupang Hias

Dasar penilaian cupang hias jenis Serit (Crown Tail) adalah terletak pada 3 faktor penting yaitu:

1. Bentuk Tubuh : proporsi, kerapihan sirip atas/bawah/ekor
2. Warna Tubuh : Dasar/solid, kombinasi, mascot.
3. Kesehatan & Mental : sehat, tidak cacat, pemberani (tidak bacul). Bentuk Tubuh : Faktor bentuk tubuh yang menjadi tolok perhatian adalah tubuh yang proporsional dan sirip/serit atas, bawah dan ekor rapi dan tidak patah.

Khusus untuk Serit pada ekor jika serit 2 semuanya harus 2 demikian juga untuk serit 4, tidak boleh ada serit yang tidak beraturan atau dikalangan hobist cupang biasa disebut dengan sirip Djie Sam Soe (2-3-4).

Serit cupang bentuk baru yang dikatakan langka adalah berserit 8 bahkan ada yang 16 serta Serit Silang atau dijuluki King Crown Tail.

Untuk jenis Halfmoon ekor harus membentang 180 derajat, bahkan saat ini sudah ada yang lebih dari itu atau disebut Over Halfmoon.

Untuk Jenis Double Tail bentuk ekor menyerupai gambar “love” dan bentuk ekor atas dengan bawah tidak boleh ada yang lebih besar harus proporsional dan simetris.

Warna :

Warna dibagi dalam 3 kelompok yaitu

1. Warna Dasar/Solid ; seluruh bagian tubuh dan sirip/fin harus memiliki satu warna yang sama, misalnya merah, biru, abu-abu (steel), hitam, kuning, putih. Apabila pada bagian dasi (dorsal fin) membawa warna lain yang berbeda atau ada semburat warna lain dibagian tubuh/sirip maka tidak dapat dikatagorikan sebagai warna dasar.
2. Warna Kombinasi ; pada bagian tubuh atau sirip/fin memiliki perpaduan 2 atau lebih warna yang berbeda misalkan biru-merah, hitam-merah, merah-steel, hijau-merah, dll.
3. Warna Maskot ; sering juga disebut dengan Cambodian, pada tubuh ikan didominasi paduan warna merah keputihan ataupun warna lain seperti abu-abu, biru, dan hijau. Ada beberapa jenis ikan cupang hias memiliki warna langka dalam arti belum banyak terdapat di pasaran antara lain warna putih solid, kuning solid, mustard gas, purple gas marble (blantong), tricolor, dan warna tembaga (copper).

Pada jenis crown tail (serit) ikan yang memiliki warna bening pada siripnya (jenis butterfly) saat kontes seringkali di-diskwalifikasi oleh juri.

Sedangkan pada jenis Halfmoon dan Double Tail klasifikasi warna diatas termasuk jenis Butterfly diabaikan.

Ukuran Ikan. Umumnya dalam tiap kontes cupang hias di Indonesia yang dikelompokkan kedalam 3 kelompok ukuran panjang tubuh dan 3 kelompok warna, yaitu : Ø Ukuran Senior (ukuran tubuh 6 cm ke atas) : untuk warna dasar, kombinasi dan warna maskot; Ø Ukuran Yunior (ukuran tubuh 4 cm – 6 cm) : untuk warna dasar, kombinasi dan warna maskot; ukuran small; dan Ø Halfmoon & Double Tail : ukuran dan warna bebas. Walaupun kadang-kala ada penambahan kelas tambahan seperti kelas bebas (bebas warna/serit), bonsai/unik, betina, dan jenis Plakats yang saat ini mulai diminati. Cupang yang baik memiliki ekor lebar membentuk sudut 180 derajat dan memiliki serit tebal. Untuk jenis serit (crown tail) harus sama jumlah serit pada ekornya. Letak ekor seimbang dalam arti di tengah-tengah dan tidak menjorok ke atas/kebawah

Senin, 12 Juli 2010

Motivasi

Menurut Tung Desem Waringin (TDW) Ilmu standart dlm hidup yg harus kita punyai dan perlu diterapkan dlm hidup ini antara lain: "Berilah arti hidup ini,Milikilah Indentitas hidup,Misi & Visi hidup,Kebiasaan membuat hidup Berkualitas & Kuantitas dlm hidup"...Bgmana dgn standart hidup anda?...SMART TDW Show @07.00-09.00 WIB

DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami [1].

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama[2].
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Fungsi
* 2 Jenis kelompok sosial
o 2.1 Kelompok Primer
o 2.2 Kelompok Sekunder
o 2.3 Kelompok Formal
o 2.4 Kelompok Informal
* 3 Ciri Kelompok Sosial
* 4 Pembentukan Kelompok
* 5 Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok
* 6 Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok
* 7 Referensi

[sunting] Fungsi

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain [3]:

1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan pekerjaan.
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

[sunting] Jenis kelompok sosial
Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke halaman Kelompok sosial (diskusikan)

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial serta ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. [1]
[sunting] Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.[1] Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara[4]. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.[1]
[sunting] Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.[1] Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif.[1] Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
[sunting] Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada.[1] Anggotanya diangkat oleh organisasi.[1] Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART. [1]
[sunting] Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.[1] Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati [1] Misalnya: kelompok arisan
Geng Motor Salah Satu Bentuk Kelompok Sosial
[sunting] Ciri Kelompok Sosial

Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut[1]: 1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain.[1] (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)[1]

2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain[1] (Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)[1]

3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing[1]

4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.[1]
[sunting] Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan.[1] Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok[5].

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota).[1] Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik) [6] Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut[7] :

* Persepsi

Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis.[1] Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.[1] Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.[1]

* Motivasi

Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.[1] Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat.[1] Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.[1]

* Tujuan

Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.[1]

* Organisasi

Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.[1]

* Independensi

Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.[1] Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.[1] Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.[1]

* Interaksi

Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.[1]
[sunting] Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok

Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:

1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila: a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru[1] b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut.[1] c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.[1]

2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk [1]: a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama [1] b) membina dan memperluas pola [1] c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.[1]

Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok.[1] Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain [8] :

1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain.[1] Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.[1]

2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok.[1] Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.[1]

3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelopok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok.[1] Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.[1]
[sunting] Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut[9].

1. Kelebihan Kelompok

* Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.[2]
* Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi
* Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.[2]

2. Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.[2]

Template by : kendhin x-template.blogspot.com